Jepang

Bahasa Jepang Lebih dari Sekedar Keterampilan Berbahasa

Bahasa Jepang Lebih dari Sekedar Keterampilan Berbahasa – bahasa Jepang sangat berbeda dari kebanyakan bahasa lainnya. Namun perbedaannya bukan hanya pada bahasanya; mereka lebih penting bagi gaya dan etika komunikasi Jepang. Komunikasi orang Jepang tidak hanya tentang mengetahui bahasanya, tetapi juga tentang mengetahui dan menggunakan protokol komunikasi yang berbeda.

 

Bahasa Jepang Lebih dari Sekedar Keterampilan Berbahasa

meirapenna – Komunikasi memiliki beberapa gaya dan protokol. Ada aturan, adat istiadat, dan bentuk ucapan yang tidak terucapkan yang bergantung pada status sosial dan pangkat.

Orang mungkin bertanya mengapa hal ini terjadi, karena Anda pasti bisa berbicara bahasa tersebut atau tidak. Dan seberapa sulitkah untuk mengatakan secara langsung apa yang ingin Anda katakan atau lakukan? Hal ini tidak sesederhana itu karena berakar pada budaya dan tradisi Jepang yang didasarkan pada penyelamatan muka dan penghormatan.

Pidato memiliki bentuk komunikasi formal dan informal. Baik Anda berbicara dengan seseorang yang baru Anda temui atau orang lama di tempat kerja Anda, menggunakan kata keigo sangatlah penting.

Keigo adalah pidato formal dan kehormatan untuk menghormati atasan, orang tua atau klien. Ada pengecualian, tetapi ini adalah standar umum yang umumnya diikuti oleh orang Jepang sebagai etika yang baik.

Apa sebenarnya maksudnya dan mengapa itu penting? Mari kita lihat lebih dalam gaya dan etiket komunikasi Jepang.

Konteks tinggi

Gaya komunikasi orang Jepang umumnya berkonteks tinggi, kata antropolog Edward T. abu-abu Komunikasi konteks tinggi lebih bergantung pada pengetahuan implisit, termasuk pengetahuan bersama, isyarat nonverbal, dan pemahaman implisit, dibandingkan pesan verbal langsung.

Membaca udara atau lingkungan sekitar (kuki so yomu) sangat penting dalam etika sosial Jepang. Hal ini mirip dengan “merasakan situasi” atau “membaca yang tersirat” sebelum bertindak atau berbicara.

Anda merasakan apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain, agar tidak membuat seseorang merasa tidak nyaman atau memaksa. Konsep Kuki o Yomu berasal dari membantu orang lain menyelamatkan muka, atau “kao wo tateru”, yang berarti tidak membiarkan orang lain kehilangan muka (“mentsu wo ushinau”) dengan tidak setuju dengan mereka di depan umum. Saat berkomunikasi, sangat penting untuk tidak terdengar sombong atau membuat seseorang merasa rendah diri.

 

Baca juga : Panduan Kerajinan Tradisional Jepang 

 

Bersikap rendah hati, berbagi kehormatan dan menghindari kritik

Bahasa Jepang penuh dengan sebutan kehormatan dan tingkat kesopanan yang mencerminkan hierarki sosial dan rasa hormat terhadap orang lain.

Kesopanan adalah salah satu pilar terpenting masyarakat Jepang. Ketika seseorang dipuji di tempat kerja atau secara pribadi karena melakukan sesuatu yang mengagumkan atau patut dipuji, seseorang tidak melihat banyak kesesuaian atau rasa merasa benar pada diri penerima pujian tersebut.

Di tempat kerja atau di masyarakat pada umumnya, pujian sering kali disambut dengan membungkuk rendah hati seperti “terima kasih”. Beberapa kata yang mengurangi pencapaian diikuti.

Mereka sering mengatakan “iie iie okage sama desu” yang artinya “tidak-tidak, terima kasih.” Padahal orang lain mungkin tidak terlalu berguna bagi pencapaian Anda. Kerendahan hati dan menunjukkan kerendahan hati sangatlah penting dan sangat umum.

Jika ada yang salah, tidak ada upaya untuk mengkritiknya di depan umum. Namun, hal ini terjadi dalam kasus-kasus ekstrim, terutama ketika seorang anak muda melakukan kesalahan besar.

Ketidaktepatan, Tidak Langsung, dan Menghindari Konfrontasi

Orang Jepang sering menganggapnya sebagai pujian tidak langsung. Menghindari konfrontasi atau pertengkaran di depan umum adalah hal biasa.

Orang Jepang menghindari mengungkapkan atau mengatakan “tidak” secara langsung. Sebaliknya, mereka menggunakan ungkapan seperti “agak sulit” atau “mempertimbangkannya”, yang mengharuskan pendengar untuk menafsirkan makna yang dimaksudkan.

Ya, mungkin membuat frustasi ketika bertanya-tanya apakah jawabannya ya, mungkin, atau tidak. Hal ini sering kali tersirat daripada diungkapkan dan dapat dibaca melalui gerak tubuh dan bahasa tubuh.

Komunikasi orang Jepang seringkali tidak langsung dan halus. Secara tradisional, bahkan kontak mata langsung pun dianggap tidak sopan ketika berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua. Namun, ada banyak perubahan positif dalam beberapa tahun terakhir, dan saat ini kontak mata diterima dengan baik.

Orang Jepang tidak menggunakan gerakan tangan sebanyak kebanyakan orang Barat, dan nada suara mereka kurang agresif. Gerakan tangan, terutama dalam suasana formal, dapat dianggap tidak sopan.

Ini tidak sederhana

Singkatnya, komunikasi di Jepang seringkali tidak selalu tepat.

Sebagai orang Jepang yang besar di AS, terkadang saya beralih ke mode yang tidak terlalu berbahasa Jepang dan berulang kali mengajukan pertanyaan langsung untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan pasti. Saya sering gagal dalam usaha saya. Namun Anda bisa menafsirkannya dengan memperhatikan indikator berikut ini.

Ketika seseorang melihat ke bawah sedikit dan berkata “hmmm”, itu biasanya berarti “mungkin” dan menunjukkan bahwa mereka mungkin sedang memikirkannya.
Jika ini diikuti dengan bunyi “shsh…”, mis. menghisap gigi, ini biasanya berarti kesulitan.
Jika kedua tindakan ini diikuti dengan tangan yang memegangi leher Anda sambil mengatakan ya, itu bisa dibaca sebagai tidak!

Jadi, lain kali Anda mengajukan pertanyaan, baik dalam rapat atau dalam kehidupan pribadi biasa, ini adalah tanda-tanda yang harus diperhatikan ketika Anda tidak yakin.

Gaya komunikasi nonverbal

Gaya komunikasi nonverbal di Jepang didasarkan pada dua poin di atas.

Dalam budaya konteks tinggi seperti Jepang, komunikasi nonverbal memiliki dampak yang besar. Sebagian besar komunikasi dilakukan secara tidak langsung melalui isyarat fisik, ekspresi, dan bahasa tubuh.

Ibadah atau “ojigi” adalah landasan masyarakat Jepang. Ini adalah sapaan Jepang yang mengungkapkan rasa hormat, terima kasih, atau permintaan maaf. Kedalaman dan lamanya sujud dapat berbeda-beda tergantung pada hubungan antara orang yang terlibat dan situasinya. Misalnya, membungkuk lebih dalam dan lebih lama biasanya berarti lebih menghormati atau meminta maaf lebih dalam.

Ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh lainnya juga penting. Misalnya, kontak mata dalam waktu lama dapat dianggap kasar atau agresif. Mengalihkan pandangan Anda, terutama saat berbicara dengan atasan Anda, adalah tanda rasa hormat.

Posisi juga penting. Berdiri atau duduk tegak melambangkan perhatian dan rasa hormat terhadap orang lain yang hadir. Sebaliknya, orang menganggap postur tubuh bungkuk sebagai tanda tidak hormat atau kurang tertarik. Isyarat non-verbal ini, dikombinasikan dengan sifat komunikasi verbal Jepang yang bersifat tidak langsung dan konteks tinggi, berarti bahwa memahami dan menafsirkan pesan tak terucapkan sangatlah penting dalam masyarakat Jepang.

 

Baca juga : Rekomendasi Buku Kedokteran Terbaik

 

Pentingnya Keheningan dalam Komunikasi Jepang

Di banyak budaya Barat, dialog terus-menerus dipandang sebagai keterlibatan, sedangkan keheningan dapat dilihat sebagai tanda ketidakpedulian atau kecanggungan. Namun, keheningan memiliki peran penting dan berbeda dalam budaya Jepang. Ini adalah bagian penting dalam menunjukkan keterampilan komunikasi dan mendengarkan yang efektif.

Keheningan seringkali mempunyai arti yang berbeda-beda. Ini bisa menjadi tanda rasa hormat, menunjukkan bahwa pendengar memberikan perhatian penuh terhadap apa yang dikatakan pembicara. Hal ini dapat menunjukkan persetujuan, sedangkan diamnya pendengar menunjukkan bahwa mereka memahami dan menerima topik tersebut.

Di sisi lain, keheningan juga bisa mewakili kontemplasi. Saat dihadapkan pada ide atau saran baru, orang Jepang mungkin akan diam dan berpikir matang sebelum merespons. Ini dianggap sebagai pendekatan yang bijaksana dalam pengambilan keputusan dan diskusi.

Terakhir, keheningan juga digunakan untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik. Jika suatu diskusi dapat berujung pada konfrontasi atau perselisihan, masyarakat Jepang mungkin lebih memilih diam daripada berdiskusi yang berpotensi menimbulkan perdebatan.

Menantang namun bisa dilakukan

Memahami gaya komunikasi Jepang pada awalnya bisa menjadi tantangan bagi orang asing. Namun, kita dapat mengambil contoh dari frasa umum Jepang yang menyoroti etika sosial dasar.

Dibutuhkan pikiran terbuka dan kemauan serta kemampuan untuk menerima dan mempelajari faktor budaya yang bisa berbeda 180 derajat dari biasanya. Namun di Jepang Anda sering melihat orang asing mengikuti etika sosial Jepang dengan anggun seperti orang Jepang.

Ringkasan

Secara umum, memahami gaya komunikasi Jepang akan membawa Anda lebih dekat untuk memahami budaya populer.

Bahasa dan komunikasi adalah salah satu landasan terpenting dalam masyarakat. Ini adalah satu-satunya komunikasi yang membuat kita berbaur dengan masyarakat. Berintegrasi dengan orang-orang di sekitar Anda tidak hanya untuk alasan pribadi, tetapi juga untuk kehidupan dan pertumbuhan profesional, karena budaya dan tradisi Jepang sangat mempengaruhi budaya kerja Jepang.

Meski tidak terlalu panjang atau lugas, Anda akan mengapresiasi cara berpikir yang tercermin dari gaya komunikasi orang Jepang yang selalu menunjukkan rasa hormat dan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Ia juga menjaga keseimbangan dan menghindari konfrontasi.

Scott Rogers

Recent Posts

Keunikan yang Dapat Dilakukan di Tokyo

Keunikan yang Dapat Dilakukan di Tokyo - Anda bisa menghabiskan seumur hidup untuk memahami metropolis…

21 hours ago

Tempat Pemandangan Malam Terbaik di Tokyo

Tempat Pemandangan Malam Terbaik di Tokyo -  Tokyo sangat menarik di malam hari. Nikmati pemandangan…

5 days ago

Rekomendasi Beasiswa Magister ke Jepang

Rekomendasi Beasiswa Magister ke Jepang -  Jepang adalah salah satu negara paling populer untuk melanjutkan…

1 week ago

5 Kegiatan Untuk Menemukan Budaya Tokyo

5 Kegiatan Untuk Menemukan Budaya Tokyo -  Di Tokyo, Anda bisa menikmati beragam hal menarik,…

2 weeks ago

Mengenal Kehidupan Masyarakat Jepang

Mengenal Kehidupan Masyarakat Jepang - Jepang diperintah oleh kediktatoran untuk waktu yang lama. Setelah kekalahannya dalam…

3 weeks ago

Festival Tradisional Jepang

Festival Tradisional Jepang - Ada lebih dari 200.000 konvensi lokal sepanjang tahun. Banyak pengunjung dari…

3 weeks ago