Sejarah Islam dan Kehidupan Muslim di Jepang – Islam adalah agama minoritas di Jepang. Saat ini jumlah umat Islam di Jepang sekitar 185.000 jiwa atau 0,1% dari total penduduk Negeri Sakura.
Sejarah Islam dan Kehidupan Muslim di Jepang
meirapenna – Sebagian besar Muslim di Jepang adalah imigran, seperti pelajar dan pekerja, dari negara-negara mayoritas Muslim.
Sejarah kedatangan Islam di Jepang mungkin tidak terlalu panjang jika dibandingkan dengan banyak negara Asia lainnya, seperti Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara.
Kedatangan Islam di Jepang
Pada abad ke-19, Islam pertama kali masuk ke Jepang melalui hubungan penduduknya dengan orang-orang dari berbagai wilayah Islam.
Diyakini bahwa hubungan ini muncul sekitar tahun 1860. Namun Islam baru masuk ke Jepang pada tahun 1877.
Masyarakat Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat, ditandai dengan banyaknya kitab-kitab yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
Selain itu, hubungan diplomatik terjalin antara Tukri Ottoman dan Jepang pada tahun 1890.
Salah satu dampak dari hubungan diplomatik tersebut adalah Jepang kemudian masuk Islam.
Orang Jepang pertama yang masuk Islam adalah Mitsutaro Takaoka pada tahun 1909, yang kemudian mengubah namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji ke Mekah.
Belakangan, Islam perlahan mulai berkembang di Jepang dengan adanya komunitas Muslim.
Pada tahun 1935, masjid pertama di Jepang dibangun di Kobe. Sebuah masjid dibangun di Tokyo pada tahun 1938.
Perkembangan pada masa Perang Dunia II
Ketika Perang Dunia II pecah pada tahun 1942, sekelompok personel militer pindah ke Jepang untuk mendirikan pusat studi khusus kajian Islam dan Islam. dunia Islam.
Beberapa pilot pesawat tempur Jepang yang bertugas di Asia Tenggara selama Perang Dunia II diajari mengucapkan istilah “tauhid” dalam Islam.
Jika pesawat itu ditembak jatuh dan pilotnya selamat, penduduk setempat akan bisa melindunginya dengan cara ini dan tidak membunuhnya.
Namun, setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, Pusat Studi Islam dibubarkan dan menghilang.
Selain itu, serangan militer Jepang terhadap Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara selama Perang Dunia II mengakibatkan hubungan dengan umat Islam.
Perkembangan di zaman modern
Dalam perkembangannya, hubungan masyarakat Jepang dengan umat Islam di Asia Tenggara menyebabkan semakin meningkatnya perkembangan Islam di Jepang. .
Dari situlah muncul Persatuan Muslim Jepang pada tahun 1953 di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq.
Persatuan Muslim Jepang menjadi organisasi Islam pertama di Jepang. Kemudian krisis minyak di negeri Sakura pada tahun 1973 memberikan kontribusi terhadap perkembangan Islam.
Saat itu media massa Jepang membicarakan dunia Islam, khususnya dunia Arab, yang dianggap penting bagi perekonomian Jepang.
Berkat pemberitaan media Jepang, banyak orang Jepang yang tidak tahu apa-apa tentang Islam mengetahui hal itu.
Selain dampak krisis minyak, juga terjadi Islamisasi massal di Jepang yang berdampak pada banyak orang.
Saat ini jumlah umat Islam di Jepang berjumlah sekitar 185.000 orang, yaitu 0,1% dari total penduduk negara Sakura.
Sebagian besar Muslim di Jepang adalah pelajar asing, imigran, dan pekerja dari negara-negara mayoritas Muslim.
Dapat dikatakan cukup sulit mengembangkan Islam di Jepang. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup modern yang jauh dari ajaran Islam, pendidikan, keberadaan restoran halal dan kurangnya pusat kegiatan Islam di Jepang.
Sejauh ini hanya sedikit tempat yang terdapat pusat ekonomi syariah. Salah satunya di Kobe, di sebuah masjid yang dibangun pada tahun 1935.
– Tips Hidup Sebagai Muslim Di Jepang
1. Temukan Label Makanan Halal
Jumlah makanan buatan Jepang atau impor denganHalal terus meningkat di pusat perbelanjaan kebutuhan pokok Jepang. Anda bisa mendapatkan ayam, sapi, dan domba halal yang biasanya diimpor dari Thailand, Malaysia, atau Indonesia. Padahal, makanan halal yang dijual masih dalam bentuk bahan mentah. Anda bisa memasaknya sendiri di apato (kosan) dengan menggunakan peralatan memasak yang disediakan oleh apato di tempat tinggal Anda, atau membeli sendiri peralatan memasak untuk keperluan pribadi.
2. Pelajari Cara Membaca Daftar Bahan
Joycare menawarkan pelatihan bahasa Jepang untuk membaca dan menulis karakter Jepang sebelum Anda tinggal di Jepang. Anda tidak perlu khawatir karena Joycare memastikan Anda mengetahui perbedaan makanan halal dan non-halal sebelum Anda berangkat ke Jepang.
Ada beberapa produk yang dapat dikenali Halal atau Haram berdasarkan komposisi pada kemasannya. Berikut ini adalah beberapa bahan makanan yang harus diperhatikan ketika tercantum dalam makanan Jepang yang Anda konsumsi:
a. Pengemulsi ( 乳化剤 – nyuukazai)
b. Pengurangan ( ショートニング – Shotoningu)
c. Gelatin ( ゼラチン – Zerachin), lemak babi ( ラ – ド – raado), lemak babi ( 豚油 – ton’yu), minyak hewani ( 動物油 – doubutsu abura)
d. Mentega ( バター – bataa ), masakan Bubuk panggang ( ベキングパウダー – bakingupaudaa )
e. Alkohol ( minuman beralkohol – arukooru )
f. Sake, Mirin ( 酒 , みりん – sake, mirin )
g. Produk daging: daging babi ( 豚肉 – butaniku), Ayam (鶏肉 – toriniku), Daging sapi (牛肉 – gyuuniku )
3. Temukan ulasan makanan
Selain kedua cara di atas, Anda juga bisa menggunakan media online untuk mencari review makanan halal di halaman Facebook sebagai berikut.
a. Makanan halal
b. Makanan halal di Jepang
c. Halal di Jepang
d. Halal Media Japan
Cara ini sangat berguna untuk mengetahui penilaian produk dari konsumen lain tentang produk makanan yang Anda beli ingin. Halal atau non halal untuk dikonsumsi oleh muslim/wanita muslim.
Sejarah Islam dan Kehidupan Muslim di Jepang
Islam adalah agama minoritas di Jepang. Saat ini jumlah umat Islam di Jepang sekitar 185.000 jiwa atau 0,1% dari total penduduk Negeri Sakura.
Sebagian besar Muslim di Jepang adalah imigran, seperti pelajar dan pekerja, dari negara-negara mayoritas Muslim.
Baca juga : Fakta Menarik Tentang Kehidupan Sosial di Jepang
Sejarah kedatangan Islam di Jepang mungkin tidak terlalu panjang jika dibandingkan dengan banyak negara Asia lainnya, seperti Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara.
Kehidupan Muslim di Jepang
Kedatangan Islam di Jepang
Pada abad ke-19, Islam pertama kali masuk ke Jepang melalui hubungan penduduknya dengan orang-orang dari berbagai wilayah Islam.
Diyakini bahwa hubungan ini muncul sekitar tahun 1860. Namun Islam baru masuk ke Jepang pada tahun 1877.
Masyarakat Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat, ditandai dengan banyaknya kitab-kitab yang memuat kehidupan Nabi Muhammad SAW yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
Selain itu, hubungan diplomatik terjalin antara Tukri Ottoman dan Jepang pada tahun 1890.
Salah satu dampak dari hubungan diplomatik tersebut adalah Jepang kemudian masuk Islam.
Orang Jepang pertama yang masuk Islam adalah Mitsutaro Takaoka pada tahun 1909, yang kemudian mengubah namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji ke Mekah.
Belakangan, Islam perlahan mulai berkembang di Jepang dengan adanya komunitas Muslim.
Pada tahun 1935, masjid pertama di Jepang dibangun di Kobe. Sebuah masjid dibangun di Tokyo pada tahun 1938.
Perkembangan pada masa Perang Dunia II
Ketika Perang Dunia II pecah pada tahun 1942, sekelompok personel militer pindah ke Jepang untuk mendirikan pusat studi khusus kajian Islam dan Islam. dunia Islam.
Beberapa pilot pesawat tempur Jepang yang bertugas di Asia Tenggara selama Perang Dunia II diajari mengucapkan istilah “tauhid” dalam Islam.
Jika pesawat itu ditembak jatuh dan pilotnya selamat, penduduk setempat akan bisa melindunginya dengan cara ini dan tidak membunuhnya.
Namun, setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, Pusat Studi Islam dibubarkan dan menghilang.
Selain itu, serangan militer Jepang terhadap Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara selama Perang Dunia II mengakibatkan hubungan dengan umat Islam.
Perkembangan di zaman modern
Dalam perkembangannya, hubungan masyarakat Jepang dengan umat Islam di Asia Tenggara menyebabkan semakin meningkatnya perkembangan Islam di Jepang. .
Dari situlah muncul Persatuan Muslim Jepang pada tahun 1953 di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq.
Persatuan Muslim Jepang menjadi organisasi Islam pertama di Jepang. Kemudian krisis minyak di negeri Sakura pada tahun 1973 memberikan kontribusi terhadap perkembangan Islam.
Saat itu media massa Jepang membicarakan dunia Islam, khususnya dunia Arab, yang dianggap penting bagi perekonomian Jepang.
Berkat pemberitaan media Jepang, banyak orang Jepang yang tidak tahu apa-apa tentang Islam mengetahui hal itu.
Selain dampak krisis minyak, juga terjadi Islamisasi massal di Jepang yang berdampak pada banyak orang.
Saat ini jumlah umat Islam di Jepang berjumlah sekitar 185.000 orang, yaitu 0,1% dari total penduduk negara Sakura.
Sebagian besar Muslim di Jepang adalah pelajar asing, imigran, dan pekerja dari negara-negara mayoritas Muslim.
Dapat dikatakan cukup sulit mengembangkan Islam di Jepang. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup modern yang jauh dari ajaran Islam, pendidikan, keberadaan restoran halal dan kurangnya pusat kegiatan Islam di Jepang.
Sejauh ini hanya sedikit tempat yang terdapat pusat ekonomi syariah. Salah satunya di Kobe, di sebuah masjid yang dibangun pada tahun 1935.
– Tips Hidup Sebagai Muslim Di Jepang
1. Temukan Label Makanan Halal
Jumlah makanan buatan Jepang atau impor denganHalal terus meningkat di pusat perbelanjaan kebutuhan pokok Jepang. Anda bisa mendapatkan ayam, sapi, dan domba halal yang biasanya diimpor dari Thailand, Malaysia, atau Indonesia. Padahal, makanan halal yang dijual masih dalam bentuk bahan mentah. Anda bisa memasaknya sendiri di apato (kosan) dengan menggunakan peralatan memasak yang disediakan oleh apato di tempat tinggal Anda, atau membeli sendiri peralatan memasak untuk keperluan pribadi.
2. Pelajari Cara Membaca Daftar Bahan
Joycare menawarkan pelatihan bahasa Jepang untuk membaca dan menulis karakter Jepang sebelum Anda tinggal di Jepang. Anda tidak perlu khawatir karena Joycare memastikan Anda mengetahui perbedaan makanan halal dan non-halal sebelum Anda berangkat ke Jepang.
Ada beberapa produk yang dapat dikenali Halal atau Haram berdasarkan komposisi pada kemasannya. Berikut ini adalah beberapa bahan makanan yang harus diperhatikan ketika tercantum dalam makanan Jepang yang Anda konsumsi:
a. Pengemulsi ( 乳化剤 – nyuukazai)
b. Pengurangan ( ショートニング – Shotoningu)
c. Gelatin ( ゼラチン – Zerachin), lemak babi ( ラ – ド – raado), lemak babi ( 豚油 – ton’yu), minyak hewani ( 動物油 – doubutsu abura)
d. Mentega ( バター – bataa ), masakan Bubuk panggang ( ベキングパウダー – bakingupaudaa )
e. Alkohol ( minuman beralkohol – arukooru )
f. Sake, Mirin ( 酒 , みりん – sake, mirin )
g. Produk daging: daging babi ( 豚肉 – butaniku), Ayam (鶏肉 – toriniku), Daging sapi (牛肉 – gyuuniku )
3. Temukan ulasan makanan
Selain kedua cara di atas, Anda juga bisa menggunakan media online untuk mencari review makanan halal di halaman Facebook sebagai berikut.
a. Makanan halal
b. Makanan halal di Jepang
c. Halal di Jepang
d. Halal Media Japan
Cara ini sangat berguna untuk mengetahui penilaian produk dari konsumen lain tentang produk makanan yang Anda beli ingin. Halal atau non halal untuk dikonsumsi oleh muslim/wanita muslim.